Maafkan kami hai miskin,
sememangnya kami tak pernah memberi ruang buatmu,
hanya mendiskriminasi kalian hingga sempit termampat,
membuatkan kalian terus menangis dibawah sinaran pelita yang kian padam,
air mata kalian jatuh berderai ke pipi,
dibuli golongan kami yang tak pernah peduli akan kalian.
maafkan kami hai miskin,
sememangnya kami tahu yang kalian bekerja keras sekali
namun kami sengaja menindas kalian dengan ekonomi kapitalis,
kerana kami tak senang melihat kalian tenang,
kalian memang semakin miskin,
yang penting kami bertambah kaya,
walau anak gelandangan itu kelihatan kasihan sekali.
maafkan kami hai miskin,
sememangnya kami sudah kekeringan idea,
dalam fikiran kami hanya tahu melakar agenda barang terbesar,
kami suka membina kek terbesar malaysia,
juga sofa terbesar asia,
kami gemar laksana program berjuta- juta,
segalanya boleh atas nama agama,
sedang kami sedari diri kalian lebih penting.
maafkan kami hai miskin,
kalian terus diserang dengan bedilan gamat
oleh kami yang menyorok dibelakang kasut kilat,
vaksin buruk disusuk pada setiap diri kalian
genjatan senjata ini mungkin takkan pernah berlaku,
kalian tetap miskin,
jeneral terus membedil kalian dengan kebal membawa ajal,
hanya kerana tangan tangan kalian kelaparan berebut sebutir nasi.
maafkan kami hai miskin,
sungguh kami juga tahu yang manusia punya harapan,
namun kami gemar mengazab kalian,
memperalatkan kalian seperti boneka,
agar dunia menjadi neraka kalian,
dalam kota raya yang serba indah,
kalian hidup malang namun kami bermewah,
maafkan kami kerana kalian hanya merasai pahit,
sakit kalian tanpa rawatan,
hanya terdampar kosong tanpa jaminan,
sungguh! memang kami sengaja melakukan itu.
maafkan kami hai miskin,
duit kami memang berkepuk-kepuk banyaknya,
namun sedikit pun tiada bahagian untuk kalian,
nafsu kami rakus mencari kekayaan dan perempuan,
tanpa kami peduli firman Tuhan yang Maha Esa,
nabi bukan lagi suri teladan kami,
kerana kiblat kami hanya ke arah keduniaan,
walau kami sembang besar ingin naikkan agama-Nya,
walau kami marah tika nama Tuhan dihina,
walau kami kami berang tika gambar nabi dilakar,
namun kami tak pernah hayati kalimah Tuhan,
acara agama hanya pada ritual,
kami lebih lihat agama itu pada luaran,
sekadar bersembang ana enta,
berkopiah dan berniqab dengan katanya ingin berhijrah mengenal agama Tuhan,
namun hanya berselfie depan camera utk mengumpul like,
sememangnya itulah kami,
melihat agama itu hanya pada aktiviti luaran,
sedang nabi paling ke hadapan dalam mempertahankan kaum tertindas,
hilf al- fudhul juga kami tak hayati,
kerana memang kami sombong dengan kalian.
maafkan kami hai miskin,
kerana kami hanya mampu ucapkan selamat tinggal kepada kalian!
nukilan: Imran Zaki
10.30 AM
9 June 2015
Terbaik imran..
ReplyDeleteTerbaik. Keep it up. Moga istiqamah.
ReplyDeletetrbaik
ReplyDelete